Sabtu, 17 Juli 2010

relaativitas waktu

'Waktu itu relatif?? Bukankah waktu itu mutlak yg kita rasakan sekarang?'

Itulah kiranya opini saya pertama kali saat mendapatkan teori ini saat kelas 3 dulu. Terkesan aneh bagi saya. Kenapa?? Coba bayangkan bahwa apabila ada 2 orang kembar identik, yg satu melakukan perjalanan antariksa (sebutlah A) sementara yang satu lagi terdiam di bumi(sebutlah B), maka saat A kembali ke bumi dalam jangka waktu tertentu, perbedaan usia mereka bsa sampai 10 tahun!! jadi A berusia (kiatakanlah) 25 sedangkan B 35. Bagaimana mungkin ini terjadi??

Inti dari teori ini adalah bila suatu partikel bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka ia akan semakin 'awet muda'. Dari teori fisika ini, bisa diambil kesimpulan bahwa malaikat di alam dunia ini bersifat 'kekal' karena susunan tubuhnya dari cahaya.

Intinya, teori relativitas ini sangat berhubungan dengan salah satu besaran pokok di fisika, yaitu dimensi WAKTU. Dan tentu waktu tidak ada efek kepada Allah. Justru Allah mengatur dimensi waktu itu sendiri

QS Ar-Rahman : 29

Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan

Karena Allah tidak terpengaruh waktu pula maka logislah bahwa Allah adalah Ya Awwal Ya Akhir

Tentulah karena Allah tidak terpengaruh oleh waktu, maka Allah mengatakan bahwa kehidupan di dunia ini hanya sebentar sja, sedangkan kita yg menjadi 'lakon' dunia ini merasakan kehidupan ini terasa lama

QS Al-Mu'minuun : 114

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui

Begitu pula bila kita merasakan mimpi. Pada saat mimpi, jiwa(bioplasma) kita 'dibawa' ke suatu dimensi yg lebih tinggi. Maka janganlah heran bila kita merasakan 'mimpi' hanya sekejap saja sedangkan pada dunia ini secara 'realita' kita tidur sudah berjam-jam, seperti dalam cerita pada surat Al-Kahfi

Qs Al-Kahfi : 19

Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

QS Al-Kahfi : 25

Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

Utk cerita lebih detilnya, silakan simak surat Al-Kahfi

Nah, relativitas waktu ini cukup banyak menguak berbagai macam rahasia seperti penentuan takdir, kun fayakuun yang instan tapi berproses, dan lain sebagainya. Ini dikarenakan adanya relativitas waktu. Seperti dalam surat Al-Fath (48) : 23

sebagai suatu sunnatullah yang telah Berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan peubahan bagi sunnatullah itu.

Semenjak dulu hingga sekarang, tiada perubahan pada Sunnatullah. Bagi Allah, menciptakan sesuatu hanyalah sekejap saja, seperti sim salabiim, jadilah.

QS Al-Baqarah (2) : 117

Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.

Namun, karena ada relativitas waktu inilah, semua terlihat berproses di hadapan kita.

Begitu pun dengan takdir. Jangan heran bila ada redaksi 'telah ditentukan'. Namun, bukan berarti kita layaknya video game yang sedang dimainkan. Allah menitipkan sifat Iradaatnya pada kita (namun tidak sebesar-Nya) dengan segala konsekuensi di akhir.

QS Asy-Syams (91) : 8 - 10

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya

Jalan hidup kita memang semenjak dulu telah ditentukan-Nya (qada), namun terserah kita untuk memilih jalan yang mana untuk menjadi ketetapan-Nya (qadar)


Wallahu'alam bishshawwab

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates