Jumat, 26 Oktober 2012

Nafkah yang terlupakan...

1 komentar
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tugas utama seorang suami adalah mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya, sehingga menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi mereka-mereka yang belum menikah untuk menikah. Takut bagaimana kelak menghidupi anak istri, karena konon cinta tak bisa untuk dimakan. 

Begitu pun halnya dengan ia yang sudah menikah, masalah nafkah seringkali menjadi sumber pertengkaran banyak keluarga. Bahkan pada tahun 2010, 67.891 pasutri di Indonesia memilih untuk bercerai karena masalah ekonomi. Ternyata dan tentunya, masalah nafkah memang sangat penting dalam menjaga keharmonisa rumah tangga.

Namun, apakah keluarga yang memiliki penghasilan milyaran bisa dipastikan keluarganya harmonis? Ooh ternyata belum tentu...

Ada keluarga yang secara ekonomi pas-pasan namun bisa tetap menjaga keharmonisan keluarga, ada juga keluarga yang secara ekonomi berlimpah pun bisa menjaga keharmonisan keluarga. Loh, kok bisa?

Ternyata kuncinya ada pada satu jenis nafkah yang boleh jadi sering terlupa sama kita semua, nafkah cinta...

Betapa istri merasa menjadi 'janda' meski setiap hari diberi nafkah makan dan uang, namun jarang sekali tersentuh emosional, karena lebih sering kencan dengan pekerjaan...
Betapa anak merasa jadi 'yatim piatu' meski sedari kecil diberi makan, disekolahkan sampai perguruan tinggi, namun anak kesepian secara emosional karena keduanya terlampau sibuk untuk mencari materi...

Gawat bila pasangan kita hanya merasakan kita sebagai sosok ATM yang hanya memberi uang namun tak merasakan sosok kita sebagai seorang sahabat, seorang partner hidup, seorang kekasih, seorang pelindung, dari diri kita sendiri. Yang paling gawat apabila sosok-sosok tersebut ia rasakan dari orang lain, apa yang akan terjadi? 

Begitu juga bila anak kita tak melihat sosok pelindung, sosok teladan dalam diri kita. Sedang sosok pelindung justru didapatkan dari temannya? Waduh, pintu menuju pergaulan bebas pun mulai terbuka...

Tak salah memang bila kita fokus mencari nafkah, mencari penghidupan yang layak untuk keluarga kita. Namun, jangan lupakan nafkah cinta. Karena mengurus keluarga tak seperti mengurus hewan piaraan, cukup hanya dengan diberi makan dan dibesarkan saja. Istri dan anak-anak kita pun adalah manusia yang sangat butuh nafkah cinta dari kita...

Bila sudah lama tak berekspresi cinta pada pasanganmu dan anakmu, maka ekspresikanlah...

Bila masih meragu menikah karena masalah mapan, ketahuilah bahwa pondasi nikah berupa mapan sangat rapuh. Memang kita gak bisa makan cinta, namun apabila benar-benar cinta, tentunya kita takkan biarkan pasangan kita kelaparan...

Maka, mari berkaca dengan kondisi keluarga kita, sudahkah betul-betul membawa ketenangan dan kedamaian hati atau justru sebaliknya? Sudahkah kita betul-betul optimal memberi nafkah yang terlupakan itu?

Jumat, 12 Oktober 2012

Berbisnis dari Hati

0komentar
Betulkah tak ada ruang kemanusiaan sama sekali dalam berbisnis?

Hal yang begitu banyak terpikirkan dalam benak kebanyakan orang, termasuk saya beberapa tahun sebelumnya bahwa bisnis itu jahat, bisnis itu PASTI diperbudak sama uang, alias money-oriented selalu, bahkan saking jahatnya, saya pernah men-cap sangat rendah bahwa bisnis itu gak manusiawi, karena seolah semua buta oleh uang.

Hanya saja, betulkah yang namanya pelaku bisnis hanya kejar uang?

Perjalananku beberapa tahun terakhir ini membuka mata saya bahwa bisnis bisa jadi sumber kebaikan, bisa jadi sumber kejahatan, tergantung PELAKU BISNISnya. Bila si pebisnis ini hanya mengincar profit, boleh jadi bisnisnya bisa bawa kehancuran bagi sekelilingnya. Namun, bila sang pebisnis berbisnis untuk BERIBADAH bantu orang lain, insyaAllah hal ini membawa kebaikan yang luar biasa. Semua memang kembali pada NIAT.

Loh, berbisnis bantu orang lain memang seperti apa?

Untuk meminum air kelapa segar, tentu akan lebih mudah bila air kelapa sudah tersedia pada penjualnya, daripada kita harus manjat sendiri, petik sendiri, ambil sendiri, 'kupas' sendiri. Pedagang kelapa, disadari atau tidak, sebetulnya telah membantu kita dalam proses mempersiapkan air kelapa yang begitu menyegarkan untuk dihirup. Maka, sebagai bentuk apresiasi kita kepada pedagang kelapa tersebut, kita berikan upahnya...

Begitu pun sama halnya ketika kita membeli beras di supermarket, kita sangat terbantu oleh bermacam pihak, seperti petani, jasa angkutan, dan bermacam hal lainnya. Maka dalam hal itu, wajar bila kita memberi apresiasi berupa upah harga yang harus dibayar. Justru, betapa kurang ajarnya bila kita memiliki mental GRATISAN, seenak udel minta gratis namun sama sekali tanpa memikirkan jasa begitu banyak orang yang telah berjuang membantunya. BUANG mental gratisan pada tempatnya, hanya terima gratis jika penyedia barang/jasa dengan ikhlas betul2 mau digratiskan...

Maka, dalam pandangan saya, berbisnis itu sama saja dengan tebar manfaat. Bila begitu banyak mereka yang berjualan baso tikus + borax, tentunya bila kamu buka bisnis baso yang betul-betul sehat tanpa borax, baso tikus, dan bermacam zat berbahaya lainnya, itu saja sudah membantu banyak orang untuk mendapatkan baso yang sehat, kan?

Maka, apakah yang namanya bisnis PASTI money-oriented?

Ooh tidak selalu, itu semua tergantung kembali pada orangnya. Memang sih, ada pebisnis yang betul-betul mengincar profit semata. Jualan obat secara buta ke banyak pasien demi rumah, jualan susu formula ke banyak ibu2 menyusui demi mendapat mobil, 'memaksa' operasi caesar kepada ibu melahirkan yang sebetulnya tidak membutuhkan. Hal seperti ini sudah banyak yang melakukan. PASTIKAN yang melakukannya bukan kamu...

Justru, berbisnislah dengan hati. Berbisnis dengan niat untuk bantu orang lain. Entah kamu mau jadi makelar, atau apapun, pastikan selalu barang/jasa yang kamu jual membawa kebaikan bagi sekitar. Tentunya, me-marketing-kan barang/jasa tersebut berarti sama dengan me-marketing-kan kebaikan. Penulis buku yang me-marketing-kan bukunya, bila ia yakin bahwa bukunya banyak kebaikan di dalamnya, maka marketing-kan bukunya sendiri, agar kebaikan itu banyak meresap ke banyak orang. Seorang pedagang makanan, bila ia yakin bahwa makanannya begitu bergizi tinggi untuk menyehatkan banyak orang, maka JUAL kebaikan itu.

Bersiaplah jadi orang kaya, yang berbisnis dari hati. Serta bersiap untuk jadi orang yang berani kaya dan berani bertaqwa...

Jumat, 14 September 2012

uang, kaya, dan dokter

0komentar
Kayaknya, begitu banyak orang yang alergi akan uang dan kekayaan. Setiap ngintip blogwalking pada adik2 kelas yang 'idealis', seolah mereka memisahkan bahwa pengabdian 'haram' didekati dengan duit, meski ia memiliki mimpi untuk menyelenggarakan pengobatan gratis, rumah bersalin gratis, jasa dokter gratis, dan yaah intinya semua yang serba gratis. Yaah, entah mungkin banyak yang sudah muak dengan yang namanya uang, seolah uang adalah akar dari segala kejahatan.

Memang tak bisa disalahkan, boleh jadi karena input informasi yang kita terima, segala sesuatu yang berhubungan dengan uang pastilah sesuatu hal yang bersifgat negatif, sebutlah korupsi, suap, dan lain semacamnya, yang membuat kita secara sadar ataupun tak sadar menanamkan dalam pikiran bawah sadar bahwa uang adalah akar dari segala kejahatan. betulkah?

Ketika kita menanamkan mindset ini, siapa sih yang mau jadi jahat? Otomatis sama yang namanya bisnislah, sama yang namanya jualanlah, sama yang namanya duitlah, udah suudzon duluan. bakal dideketin? ya gak bakal kan? Walhasil apa? Sebagai mahasiswa, hanya mampu mencaci uang, kekayaan, dan bisnis padahal hidup sudah masuk ranah kemiskinan. Ya, gak salah baca. Mahasiswa, yang cuma belajar, belajar, dan belajar tanpa adanya kemandirian finansial alias minta duit dari ortu terus sebeulnya adalah mahasiswa yang miskin. Begitu pula dengan mahasiswa yang cuma main, main, main dan main tanpa usaha cari kemandirian finansial sama memalukan. Lebih memalukan, pacaran terus ngabisin duit, eh duitnya yang diabisin duit ortu lagi, super memalukan!

Lucunya, aslinya memang miskin, tapi ngaku-ngakunya hidup sederhana. Padahal kalo dibilang usaha? Belum tentu juga. Malah males, malah cacimaki mereka yang berjualan. Udah males untuk hidup mandiri, ngaku-ngakunya zuhud dan qana'ah pula! haduuh memalukan. Udah tahu kuliah mahal, tapi sama sekali gak bantu ringanin ortu dengan usaha sendiri cari duit. Memalukan!

Bila memang selama ini kita selalu melihat orang kaya yang sombong + tukang korup. Adakah orang kaya yang hidupnya sederhana? Adakah orang kaya yang memanfaatkan kekayaanny untuk banyak orang? Ooh banyaak banget.

Kalo orang miskin hanya mampu teriak-teriak menyerukan semangatnya untuk penolakan rencana pengeboman Mesjid Aqsa, namun mesjid deket rumahnya mau ambruk tak bisa diselamatkan karena kekurangan dana. Maka orang kaya mampu beribadah untuk memberikan sokongan dana pada mesjid deket rumahnya dan bahkan pada Mesjid Aqsa, kan?

Dokter miskin, begitu didekati oleh perusahaan farmasi dengan iming-iming bonus umroh, rumah, mobil ya jelas bakal tergiur! Dokter kaya? Ya jelas gak bakal tergiur dengan hal-hal seperti itu.

Dokter miskin bisa bantu sumbangkan tenaganya untuk pengobatan gratis. Dokter kaya? Bisa bantu sumbang tenaga dan dana dong!

Dokter miskin, gak dibayar jasanya langsung panas dingin. Dokter kaya? Lebih ikhlas kalo gak dibayar sama sekali jasanya, bahkan bisa bayarin obatnya bagi pasien tak mampu.

Dokter miskin kerjanya pasti berharap banyak orang yang sakit untuk penuhi kehidupannya. Apa beda dengan tukang tambal ban yang naro paku di jalanan agar ada 'klien'?

Dokter kaya kan selalu berharap sangat sedikit orang yang sakit, dan lebih senang untuk membuka 'rumah sehat' daripada 'rumah sakit' toh? Kalaulah rumah sakit pun dibutuhkan, dokter kaya memiliki kemungkinan lebih tuk beramal membangun rumah sakit di daerah terpencil daripada dokter miskin.

maka, kata siapa menjadi pengusaha itu buruk? Kata siapa uang adalah akar dari segala kejahatan? yang jadi akar kejahatan justru adalah ORANGNYA. Pastikan bila kekayaan ada padamu, kekayaan menjadi manfaat, bukan mudharat.Pengusaha pun salah satu bentuk ibadah yang luar biasa bila diletakkan pada tempatnya.

Jadilah kaya, pertanggungjawabkan aliran kekayaan itu, darimana asalnya yang halal, dan digunakan untuk apa. kalo kamu belum menemukan orang kaya yang sederhana, jadilah orang kaya sederhana, rendah hati, dan dermawan yang pertama kali yang kau temukan. Gampang toh?

Sekarang apa yang mesti kamu lakukan? Yah, daripada tersinggung mending usaha toh? Tersinggung gak bikin kaya. Usaha insyaAllah mengkayakan. Karena bagi saya, usaha itu tebar manfaat. Bayangkan saat diharuskan untuk masuk kuliah/kerja jam 7 pagi, dan ada sobat kita yang jualan nasi kuning, oooh orang itu sungguh berpahala luar biasa karena telah membantu menyediakan penganan untuk sarapan pada hari itu.

Maka sekali lagi, usaha itu sejatinya adalah proses tebar manfaat. Dari proses tebar manfaat tersebut kamu dapat hak berupa uang salah satunya, dan kemudian kemana uang itu beredar (entah kebaikan atau kejahatan) itu semua kembali terserah padamu. Ayo usaha, ringankan beban finansial ortu, jadi kaya dan tebar manfaat seluas-luasnya, mulai dari SEKARANG

'Andaikan kemiskinan berwujud manusia, maka aku kan membunuhnya!' -Khalifah Ali bin Abi Thalib

Rabu, 12 September 2012

Alien

4komentar
mungkin sekilas langsung terbayang tentang adanya UFO, piring terbang, makhluk aneh luar angkasa, makhluk yang belum bisa diidentifikkasi bentuknya, makhluk yang hidupnya di angkasa luar sana, atau kemanapun imajinasi kan membawa kita saat mendengar kata 'alien' disebut. Yang pasti, alien adalah makhluk yang betul-betul asing.

Tak dapat dipungkiri, dalam kehidupan manusia pun ternyata begitu banyak sekali terdapat 'alien' yang jalan pikirannya tak dapat ditebak oleh orang lain, terkesan nyeleneh, bahkan banyak orang yang menganggap bahwa dia orang yang sinting, meskipun dalam benak si 'alien' ini sebetulnya terdapat pikiran jenius yang telah berpola dari A sampai Z. Yaah, jadi memang perbedaan antara jenius, sinting, dan kreatif itu memang sangat tipis sekali.

Pernah ketemu 'alien' ini dalam kehidupanmu? Yah, sebutlah contoh bahwa ada seorang lulusan mahasiswa kedokteran, yang normalnya lulusan kedokteran akan koass dan mau jadi dokter, itulah anggapan umum. Namun, si 'alien' ini, karena telah mempertimbangkan baik buruknya tentunya, abis sarjana kedokteran ya selesai sudah, ia tak ambil koass dan bahkan sama sekali tak berminat jadi dokter. Tentunya, orang lain kan melihat si 'alien' ini tentulah penuh tanya. 'ya ampun, kasian dong dulu kok mau-maunya sih masuk kedokteran? itu kan ambil jatah orang lain?'

Atau, tentunya ada 'alien' lain yang berpikir kalo 'nanti gue kalo punya anak, gue gak mau sekolahin anak gue'. Tentunya yah kputusan-putusan dia kan terlihat sinting dan menggegerkan bagi orang-orang sekitarnya, 'yah normalnya kan anak harusnya disekolahin laaah'. Begitulah alien-alien ini hidup dalam dunianya. Sebetulnya hal yang ia lakukan masuk akal, hanya saja lingkungan sekitar belum mampu berpikir sejauh si 'alien' ini. mayoritas orang baru mampu berpikir sampai C, namun sang alien sudah mampu berpikir sampai Z

Mayoritas, orang-orang yang melakukan breakthrough dalam kehidupannya adalah para alien, yang pastinya dianggap gila oleh sekitar. Hanya saja karena pemikirannya yang 'super', ia menjadi ter-alienasi oleh lingkungan sekitarnya. Ngomong-ngomong, siapa sih para alien di muka bumi ini?

Mayoritas, orang yang menjadi para alien adalah ia yang memiliki personaliti INTJ atau INTP dalam tes personaliti MBTI. Bayangkan saja, mereka memiliki pemikiran yang melompat-lompat (dari sifat NT) serta ia cenderung jarang untuk berkomunikasi dengan orang luar, ia malah cenderung senang untuk merenung (karena introvert-nya), semakin menjadi-jadilah aliennya. Cukup sering ia merasa sulit untuk mendapatkan tempat yang nyaman baginya, karena memang selain karena sang 'alien' ini 'dijauhi' karena keanehan pola pikirnya, ia pun cenderung menganggap apa yang kebanyakan orang lain lakukan itu 'tak terlalu berguna' baginya, 'cuma buang2 waktu' kuranglebih itulah apa yang ada dalam pikirannya.

Hanya saja, terkadang ada masa dimana para alien ini memiliki masa2 'suicidal'. Ya, para alien ini memikirkan opsi untu mengakhiri hidupnya. Maklum, karena ia adalah seorang pemikir tangguh yang introvert, ia cenderung mudah berprasangka sadis-sadis. boleh jadi karena kesepian, tak ada yang menyayanginya di hidupnya, sehingga lebih baik unutk mengakhiri hidupnya, dan lain-lain. Meski hanya sekali, para alien INTJ atau INTP pernah memasuki masa2 suicidal dalam hidupnya. Ke depannya pun boleh jadi hal seperti ini terjadi

Nah, bila ada saudara, ortu, anak, istri/suami yang ternyata adalah seorang 'alien', tentunya kamu tau cara berkomunikasi dengannya kan? :)

Nb: saya termasuk salah satu 'alien' looh :)

Rabu, 20 Juni 2012

Sex EduAction Project

2komentar
Miris! Hati teriris! Mata pun menangis melihat kebijakan yang 'luar biasa' dari ibu Menkes terbaru Indonesia. Seakan kaget tak percaya membaca berita ini http://www.eramuslim.com/berita-merc-tak-bermoral-kampanye-kondom-ala-menkes-nafsiah-mboi.html#.T97wIqgrSdw.facebook

Kampanye kondom, pembagian kondom ke remaja secara GRATIS! Sebuah kebijakan yang timbul karena sebuah 'alasan mulia', memerangi HIV/AIDS.

Namun, mau dijadikan seperti apa remaja Indonesia? Ingin menjadi pelacur semua?

Saya heran sama begitu banyak akademisi yang berkomentar kurang lebih 'mari kita kaji dulu', 'bentar dulu, mari simak sudut pandang yang lain'. Jujur, dengan komentar seperti itu saya MUAK.

Ini ibarat bermain dengan bom waktu. Kena deh lo kalo saudara perempuanmu ternyata ikut jalur 'free sex aman' sama temen-temennya sedangkan kamu sibuk dengan 'mengkaji, mengkaji, mengkaji' tanpa henti tanpa pernah AKSI.

Gampang deh, silakan tanya nurani
- Mau gak sih ibumu dizinahi atau bermain 'free sex' dengan pria yang tidak kau kenal?
- Mau gak sih istrimu dizinahi oleh pria yang tidak kau kenal, baik pranikah maupun pascanikah?
- Mau gak sih adik perempuanmu dizinahi dengan pria yang 'siapa dia'???
- Mau gak sih saudara perempuanmu dizinahi dengan pria yang bukan suaminya?

Orang normal pasti jawab TIDAK MAU.

Terlebih, remaja masih labil. Masih mencari jatidiri, pikiran bawah sadarnya masih sangat mendominasi. Bila tradisi atau pemahaman freesex ini masuk ke bawah sadarnya, maka selamat datang kehidupan di mana banyak anak tanpa orangtua. Selamat datang kehidupan di mana CINTA = SEX. Penyakit sosial dalam beberapa tahun ke depan makin terasa. Lihat saja kondisi sekarang:
- 93.7 % SMP dan SMA oral sex (Komnas Anak 2007)
- 62.7% SMP MENGAKU tidak perawan (ditambah yang tidak mengaku berapa y?)
- 21.2 % SMA sudah aborsi (Media Indonesia, 19/7/2008)
- 30 % pasang mahasiswa Universitas ternama di Jabar sudah 'melakukan' (diambil dari data skripsi salah satu fakultas univ tersebut pada tahun 2010)

Masih mau diem??? Masih mau 'mari kaji dulu'? Hooooy, INSYAAAAAFF!!!

Saya mengajak anda untuk bergerak bersama (bagi anda yang betul-betul MAU untuk AKSI). Saya dan istri memiliki program Sex EduAction, sebuah pendidikan seks holistik, yang tak hanya menjelaskan organ reproduksi pria wanita, namun juga kami lengkapi secara PSIKOLOGIS tentang otak pria dan wanita, TERLEBIH, kami pun MENGIMPLANTASIKAN kepada pikiran bawah sadar tentang apa itu cinta, apa itu obsesi untuk memiliki, terutama kami mengimplantasikan tentang SEX RESPONSIBILITY. Karena tujuan kami membuat seminar Sex EduAction bukan hanya mereka TAHU akan kehidupan seks mereka sendiri, namun juga MAMPU dan MAU melakukannya. Untuk apa punya ilmu luas, untuk apa tahu tentang kehidupan seks bla bla bla, tapi tindakannya sering masturbasi juga?



Apa yang bisa anda lakukan? GAMPANG
- Investasi mengundang kami FREE. Biarlah Allah yang membalas investasi yang PANTAS untuk kami
- Komen segera email anda, kan kami kirim proposal
- Mohon bantuan untuk menawarkan dan meng-organize event kami di SMP, SMA, Universitas yang anda inginkan

Pengisinya siapa? Saya dan istri. Silakan lihat profil kami di FB (Ikhsanun Kamil Pratama & Foezi Citra Cuaca Elmart). Butuh CV kami? Tinggal bilang.

CP: pin BB 2926CD70, sms regi (085860765388)

Nb: Kami takkan menanggapi respon yang 'tidak setuju' atau mengajak untuk mengkaji. Kalau tidak setuju, silakan unfollow, atau delete saja posting ini.

Minggu, 10 Juni 2012

Menjamu Ramadhan dengan Cinta

0komentar
Originally created by Fu (my lovely bundami)

Untukmu,
yang menanti terbukanya pintu Ramadhan dengan tergugu; mengharap segunung dosa dapat terhapus dengan segala keajaibannya, berazzam seluruh peluh keringat dapat tersublimasi dengan segala pesona pahalanya, bermunajat segala doa dapat Tuhan kabulkan dengan mozaik-mozaiknya yang istimewa.

Untukmu,
yang kan menjalani purnama Ramadhan dengan haru; mengikhtiar setiap tawa menjadi penawar atas luka-luka yang menganga setahun sudah, menyulam setiap butir air mata adalah sesal yang kan Tuhan terima lebih mudah, melantunkan setiap langkah yang menjejakinya adalah wujud cinta seorang hamba dalam nilai ibadah.

Untukmu,
yang ingin meninggalkan Ramadhan dengan sendu; Tuhan masih berbaik hati padamu, memberi setiap jiwa yang merindu-Nya sebuah kesempatan, menyempurna Ramadhan dengan hati, pikiran dan gerak yang menawan.

Buku ketiga ini, kupersembahkan untukmu sepenuh cinta, yang kan MENJAMU RAMADHAN DENGAN CINTA
-Ikhsanun Kamil Pratama-



Jumat, 30 Maret 2012

Burung beo pak Ustadz

0komentar

Sebutlah ada seorang ustadz yang memelihara burung beo. Ustadz ini memiliki kesenangan tersendiri saat memelihara burung beo. Begitu telatennya ia memelihara burung beo seolah anaknya sendiri, dan bahkan ia pun mengajarkan lafal syahadat kepada burung beo, ‘asyhadu an-laa ilaaha illallaah’.

Satu hari berlalu, belum mampu sama sekali sang beo untuk mengucapkan lafal syahadat tersebut. Tak terasa, seminggu pun berlalu, sudah bisa sedikit meskipun belum lancar. Dan butuh waktu kurang lebih 2 minggu untuk si beo tersebut mampu dengan lancar mengucapkan lafal syahadat. Sang ustadz pun bangga karena rasanya burung beo mana yang mampu berucap syahadat selain burung beo miliknya.

Entah mengapa, pada suatu hari, sang burung beo pun lepas dari kadang dan ia terbang bebas dari penjaranya. Paniklah sang ustadz, dan dicarinya burung kesayangannya itu kemana-mana. Walhasil, ia melihat burung beonya sedang bertengger di tanah. Sayangnya, di sana ada seekor anjing yang siap untuk menerkam sang burung.

HAAPPP…..

Diterkamlah burung itu oleh sang anjing. Sang burung hanya mengeluarkan ringkihannya bahkan saat ia menjelang kematiannya, bukan syahadat yang telah ia pelajari selama dua minggu.


Maka, adakah perbedaan spesifik antara dirimu dan burung beo tersebut? Kira-kira, bagaimana kelak akhir hidup kita? Apa ya yang kan terucap?

Minggu, 18 Maret 2012

Argo Taksi

1 komentar
24 Februari 2012

Hari itu betul-betul menguras tenagaku. Bayangkan saja, sejak sebulan sebelumnya, aku telah berencana untuk mengisi workshop hipnoterapi medik yang berada di tanah borneo sana, yaitu Samarinda. Namun, jadwal judicium yang begitu mendadak dari fakultas, membuatku dan para panitia di sana melakukan reschedule dengan cukup kilat. Walhasil, workshop pun diundur menjadi hari sabtu. Namun tetap saja, pesawat pada bandara soekarno hatta takkan berkompromi untuk menunggu kehadiranku di hadapannya. Ia menungguku pada jam 4 sore.

Maka, pada pagi di hari itu, aku pun dengan langkah seribu bergegas menuju Jatinangor, menuju kampusku untuk secara formalitas mengambil hasil nilaiku selama 3.5 tahun berkuliah di sana, kemudian bergegas menuju Primajasa di daerah Buah Batu. Judicium baru berakhir pada jam 9 pagi, sementara Primjas pun kan berangkat jam 11 menuju bandara. Pikirku, bagaimana mungkin bisa sampai 2 jam dari Jatinangor menuju primjas? Bandung kan sekarang kota yang cukup macet.

Beruntungnya, aku terhindar dari keterlambatan karena secara kebetulan, ada taksi yang baru saja mengantar seorang dosen ke Unpad. Win-win solution nih, buatku dan pak supir taksi!! Maka, berangkatlah diriku dengan taksi si burung ini.

Luar biasa, supir taksi si burung biru ini begitu ramaah luar biasa. Bahkan, bagiku yang seorang introvert sekalipun, ia gemar berkisah begitu indah, sehingga diriku pun hanyut terbawa kisahnya. Kita berkisah akan banyak hal, mulai dari pekerjaan, keluarga, pendidikan, bahkan candaan-candaan ringan.

Entah mengapa, tiba-tiba saja timbul rasa penasaran akibat rasa kaget yang amat sangat. Kuperhatikan sebuah argo taksi, yang entah mengapa kok berubahnya cepet banget waktu di jalan tol? Waswas tentunya diriku takut kalau ongkosnya kurang!!

Namun juga, unik, di daerah Buah Batu yang begitu macet, seolah argo berhenti. Hal ini yang bikin diriku penasaran, dan bertanyalah aku tentang bagaimana kerja argo taksi ini.



Ternyata ooh ternyata, argo ini memiliki dua mode utama:
1. perhitungan melalui waktu, yang hanya akan bergerak apabila taksi berhenti seperti di lampu merah, atau nungguin penumpangnya lagi ambil uang di atm, misalkan. Untuk mode berhenti ini, kalau taksi berhenti selama satu jam, bisa mencapai nilai Rp 30rb.
2. Perhitungan melalui jarak, yang akan bergerak melalui jarak tempuh.

Meskipun terkesan simpel, namun hal ini begitu menarik bagiku. Bayangkan, bila hidup kita di-argo, sepertinya sesuatu yang dinamakan 'waktu' akan sangat berharga bagi kita. Selama ini, boleh jadi kita tak menganggap 'waktu' sebagai sesuatu yang berharga karena waktu merupakan barang GRATIS. Tentunya, akan sangat berbeda orang yang menganggap waktu sebagai barang yang gratis dan mereka yang menganggap waktu sebagai alat untuk menjadikan dirinya menjadi JAUH LEBIH BAIK lagi.

Banyak sekali, orang-orang di sekitar yang berleha-leha terhadap waktu yang ia miliki. Dengan dalih 'Ah, masih muda ini', begitu banyak orang yang tidak melakukan apa-apa. Seperti diriku beberapa tahun lalu, yang begitu senangnya menghabiskan waktu hanya untuk melakukan rutinitas harian tanpa adanya perubahan ke arah yang lebih baik.

Dengan merasa waktu sebagai barang yang gratis, boleh jadi diri ini pun sering sekali melakukan sebuah penundaan. Padahal, penundaan hanyalah menanti kehancuran dalam hidup. 'Ah, nyari duit mah nanti aja kalo udah lulus', 'ah, nyari duit mah nanti aja klo udah jadi dokter', 'ah, nikah mah nanti aja klo udah jadi'. Bagaimana kalau tiada nanti? Ah, pantaslah kalau dalam Al-Quran pun Allah berfirman 'Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian.'

Bila hidup di-argo dalam mode 2, mode jarak. Ternyata, jarak tempuh itu begitu dihargai. Tentunya, 'jarak tempuh' masing-masing orang berbeda-beda. Jarak tempuh kehidupan seseorang, yang biasa kita sebut sebagai sejarah kehidupan, ternyata begitu berharga.

Betapa bodohnya diriku ketika ditanya 'kehidupanmu sejauh ini gimana?', dan kujawab 'nothing special'. Wow, ternyata selama ini diriku tidak begitu menghargai 'jarak tempuh' yang telah kulakukan selama 21 tahun ini.

Kalau melihat kisah 'Negeri 5 menara' karangan Ahmad Fuadi, kok bisa sih novel ini begitu booming bahkan sampai difilmkan? Karena dalam pandanganku, beliau adalah salah satu orang yang begitu menghargai 'jarak tempuh'nya. Silakan lihat dan cari, ada berapa buku sih yang mengisahkan tentang 'jarak tempuh' seseorang? Bila nih, bila seluruh orang di dunia menghargai dan menuliskan 'jarak tempuh'nya, belum tentu 'Negeri 5 Menara' bisa menjadi booming seperti ini. Boleh jadi, kisah hidupmu yang jadi booming loh.

Namun nyatanya? Ya, karena sang penulis Negeri 5 Menara begitu menghargai 'jarak tempuhnya' yang mampu membuat karyanay booming. Ternyata, menjadi booming itu mudah ya, karena pesaingnya begitu sedikit. hehe.

jadi memang terasa banget ya bahwa memang bangsa yang besar itu adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, menghargai 'jarak tempuh'nya. Maka, aku penasaran bagaimana hebatnya seseorang yang begitu menghargai waktu sebagai media tumbuhkembang serta sekaligus menghargai kisah hidupnya sendiri, akan menjadi orang besar seperti apa ya? Apakah engkau salah satunya?

Kamis, 26 Januari 2012

Lebur diri...

0komentar
jantung yang berdetak...
aliran darah yang bergulir dalam pembuluhnya...
tarikan otot-otot saat bernapas...
perjalanan listrik pada otak...
kuku dan rambut yang senantiasa tumbuh memanjang...
liver yang menetralisir racun..
sistem imun yang menggempur...
ginjal yang menyaring...

semua organ tubuh berharmoni, bekerja tanpa henti, menyebut nama Sang Ilahi....
bagaimana dengan diri ini,,,
yang tak malu khianati...
Sang Pencipta Langit dan Bumi...
Sang Maha Tahu isi hati...

Ya Allah, aku malu..
bolehkah diriku?
melebur dalam orkestra dzikir-Mu??


Rabu, 11 Januari 2012

saatnya kembali malu pada sperma....

4komentar

Kembali berbicara tentang sperma, makhluk putih yang berada dalam cairan putih hina yang kau merasa jijik di dalamnya…

Jijik, memang hal yang natural. Mungkin dirimu kan muntah saat melihat cairan ini berserakan begitu saja berada di lantai rumahmu. Hal ini wajar kok, karena memang sperma ini cairan yang hina..

Sadarlah, baik engkau maupun aku, tercipta dari sebercak cairan hina ini, sebuah cairan yang meskipun hina, memiliki daya juang yang meledak-ledak. Bagaimana denganmu? Mundurkah dengan satu tantangan menghinggapi hidupmu?

Sperma takkan berhenti sampai ia bertemu ovum yang telah menantinya dalam saluran rahim. Meskipun lingkungan rahim adalah tempat pembunuhan massal bagi sperma, sperma takkan gentar akan semua itu. Buktinya? Kehadiranmu di dunia inilah buktinya…

Bayangkan, lingkungan rahim sangat asam, lingkungan yang sebetulnya itu akan membunuh sperma. Sekitar 60-100 juta sperma akan tereduksi jadi beberapa juta, bahkan mungkin tersisa beberapa ratus ribu saja.

Belum lagi status sperma sebagai barang asing bagi tubuh perempuan, membuatnya pasti diserang oleh sistem imun yang punya tubuh. Bayangkan bahwa rahim sebetulnya merupakan tempat pembantaian terbesar di dunia. Namun, sang sel ovum akan tetap senantiasa menunggu dan menanti satu sel sperma yang gigih dan berani menjemputnya, meski sang nyawa taruhannya.

Hanya sperma yang gigih serta pantang menyerahlah yang mampu menjemput sang putri ovum di saluran rahim yang bernama tuba fallopii. Sperma ini harus menembus corona radiata dan zona pelusida agar mampu bertemu sang ovum yang terjaga.



Bisa dipastikan bahwa hanya sperma yang berkualitas saja yang mampu menemui dan menjemput sang putri ovum. Memang betul bahwa ovum yang berkualitas hanya akan bertemu sperma yang berkualitas. Ovum yang berkualitas salah satunya ditentukan dari baiknya penjagaan dengan menggunakan corona radiata dan zona pellucida. Begitu pula perempuan yang baik akan terlihat dari mana ia menjaga dirinya sendiri.

Sedangkan sperma yang berkualitas salah satunya ditentukan dari kadar enzim hialuronidase pada bagian kepalanya. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketebalan enzim hialuronidase ini berhubungan dengan tingginya konsentrasi DNA baik dalam kepala sperma. Maka kualitas sperma dapat dilihat dari tingginya kualitas enzim hialuronidase ini. Enzim ini memiliki fungsi untuk menjebol bagian korona radiata dan zona pellucida ini. Bagi mereka yang kualitas enzim hialuronidase ini kurang baik, maka tentu saja takkan mampu mendapatkan sang ovum yang baik.

Yah intinya memang pertemuan sperma dan ovum akan kembali kepada masalah kualitas diri. Bila memang ingin hasil yang sempurna, tinggal sempurnakan usaha dan lakukan penyempurnaan diri secara terus menerus. Layaknya sperma yang menyempurnakan usaha meski nyawa taruhannya, dan melakukan penyempurnaan diri dengan produksi enzim hialuronidase.

Tentunya, hasil yang sempurna kan didapat dengan melakukan penyempurnaan pada pribadi dan usaha yang dilakukan, serta berserah dan berdoa secara sempurna kepada-Nya J

Bila sperma yang hina saja mampu seperti ini, bagaimana denganmu?


 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates