Kamis, 23 September 2010

beban

1 komentar

Setting : Jatinangor, 21 September 2010

Sore hari ini, pukul 16.00, telah tercatat dalam agendaku tentang acara ‘Halal bi Halal’ Senat FKUP, dan seharusnya saya berada di sana tepat waktu.Entahlah, agenda ini merupakan salah satu agenda yang sangat ingin saya hadiri dengan tidak telat sedetik pun. Mungkinkah karena ingin bersilaturahim dengan sesama?? Atau mungkin sudah tidak lama berada dalam keramaian?? Entahlah, yang jelas saya ingin ke sana dan tidak ingin tersia-siakan satu detik pun.

Waktu pada jam tanganku menunjukkan pukul 13.30. Tiba-tiba saya kembali teringat akan agenda ‘dadakan’ yang mau tidak mau harus saya penuhi, yaitu ngumpul calon delegasi acara ‘antibiotic’ yang akan dilaksanakan di Padang. ‘Aaaahh, napa harus jam 4 juga????’, gumamku dalam hati. Dengan kaki , yang agak berat menuju ke sana dan berharap pertemuannya cepet beres.

Singkat cerita, pertemuan itu akhirnya beres jam 5 kurang 15. Karena gak bawa kendaraan, bersegeralah diriku ke bale 4 untuk berpartisipasi di Halal bi Halal. Dan memang sedikit kaget juga waktu sampai di sana, saya langsung ‘disuguhkan’ games dan ‘video klip cinta’ persembahan pasangan MC acara, Acim n Otay!! -_-. Lelah yang ‘kuderita’ karena mengambil langkah seribu dari FK pun bertambah karena ngakak melihat tingkah mereka. Serasi beud kalian boy! Cemburu aku melihatnya. Hha

Kegiatan ‘video klip’ pun beralih ke acara yang lebih ‘sendu’. Suatu renungan dari Ribonk, sang Ketua Sema periode ini, yang menurut saya cukup tajam, namun sebetulnya simpel. ‘Sisa kepengurusan kita hanyalah 4 bulan lagi. Selama 8 bulan ini, apa yang telah teman-teman dapatkan di Senat?’.

Terdiam diriku mendengar pertanyaan lontaran Ribonk. Apa saja yang telah saya dapatkan di senat selama kepengurusan ini?? Selama 8 bulan saya diamanahkan sebagai kasie PKM, apa yang saya dapatkan??

Ternyata, saya hanya mendapat satu hal saja, yaitu BEBAN.

Beban karena saya harus melayani 1200 mahasiswa FK Unpad..

Beban karena saya diamanahi 23 staf yang harus saya kembangkan..

Beban karena saya harus menjawab permasalahan-permasalahan di FK Unpad dalam bentuk proker..

Beban karena menjadi kasie menyebabkan saya ‘melek’ akan permasalahan di FK Unpad yang sebelumnya tak terlihat..

Beban karena saya harus berpikir lebih banyak dari yang lain..

Beban karena saya senantiasa ‘ditodong’ dengan evaluasi dan LPJ..

Beban karena merasa 8 bulan ini saya cenderung stasis

Beban pula mengingat sisa kepengurusan 4 bulan, harus Hurry Go Round.

Beban… (ah sudah ah beban terus..)

Bebanlah yang mewarnai kehidupan saya. Bebanlah yang telah saya dapatkan di senat.

Namun tahukah kawan?? Beban ini justru merupakan anugerah terindah bagi saya..

Dengan beban ini,saya semakin sadar bahwa saya tidak bisa apa-apa, sehingga insya Allah saya lebih dekat dengan-Nya

Dengan beban ini, bertambah pengertian saya tentang ‘aku makhluk sosial’

Dengan beban ini, kesombongan masa lalu saya sedikit demi sedikit menghilang

Dengan beban ini, melatih saya untuk mengasah kemampuan diri

Dengan beban ini, saya bisa menutup lubang permasalahan yang ada

Dengan beban ini, membuat saya melakukan tindakan bagi yang lain sebagai ibadah pada-Nya

Tidak selamanya beban itu suatu hal yang buruk. Masih ingatkah saat kita masih menjadi beban bagi ibu kita dulu?? Saat kita masih berada di rahim, bukankah ibu kita dengan ikhlas dan senang hati menopang ‘beban’nya dulu??

Sungguh, senat memberikan sebuah beban yang ternyata merupakan nikmat yang tak terkira buat saya. Seenat memberikan beban yang tak ternilai harganya. Dan sungguh, saya sangat bersyukur akan beban yang saya topang selama ini.

-Karena hidup adalah beban, namun beban itulah yang mendekatkan kita pada-Nya-

-Dengan bebanlah kita mengabdi, mempersembahkan sesuatu dari hati yang tak mati-

Jatinangor, 23 September 2010

17.10 waktu leptop saya

Senin, 20 September 2010

Sekilas tentang Kedokteran Islam

2komentar

Sebelumnya, saya ingin sedikit membahas tentang definisi ‘kedokteran islam’. Kalau boleh jujur, saya SANGAT TIDAK NYAMAN dengan terminologi ‘Kedokteran Islam’. Seolah mengesankan pembelajaran sains dan bentuk penerapannya tidak islami. Padahal bila kita lihat firman-Nya di QS Al-Isra : 44

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Seluruh makhluk-Nya bertasbih kepada-Nya. Artinya, sel-sel tubuh kita, reaksi biokimia dalam tubuh kita, struktural dan fungsional tubuh kita, kesemuanya sudah bisa kita bilang ‘islami’. Itulah ayat kauniyah-Nya. Adapun sains kedokteran yang terkuak oleh bermacam peneliti muslim maupun non-muslim adalah tafsir mereka terhadap ayat kauniyah-Nya. Meskipun, baik disadari oleh para peneliti itu atau tidak, sains yang kita nikmati sekarang merupakan bukti kekuasaan-Nya. Sudah cukup ‘islami’ bukan apa yang terjadi dalam tubuh kita?? Ini adalah alasan pertama kenapa saya kurang nyaman dengan istilah ‘kedokteran islam’ terlepas dari epistemologi aksiologi dan semacamnya.

Kemudian, yang menjadi kerancuan kedua adalah bahwa ‘kedokteran Islam’ satu ini cenderung menempel dengan ‘Thibbun Nabawi’ yang diberi embel-embel ‘pengobatan dari wahyu’ yang dampaknya adalah adanya pertentangan konsep ‘kedokteran Islam’ dengan ‘kedokteran modern’ yang kita pelajari di kampus. Mungkin secara real bisa kita lihat menjamurnya praktisi thibbun nabawi, yang dimana merupakan hasil dari dikotomi antara ‘kedokteran islam’ dan ‘kedokteran modern’.

Dalam buku ‘Pilih resep Nabi atau resep dokter?’, dr. Sunardi memaparkan bahwa Thibbun Nabawi ‘hanyalah’ hasil konfirmasi boleh tidaknya suatu zat untuk pengobatan dan bentuk rekomendasi saja. Salah satu contohnya adalah bekam. Bekam telah ada dan digunakan oleh bangsa Cina jauh sebelum kelahiran Rasulullah SAW. Kemudian beliau mengkonfirmasi tentang dibolehkannya metode ini.

Bukan berarti maksud saya untuk membuang jauh-jauh konsep thibbun nabawi dari ‘kedokteran islam’. Namun, menurut saya kedokteran islam itu campuran dari kedua konsep yang bertentangan itu. Kedokteran yang bermula dari penelitian alias kedokteran modern pun sudah cukup ‘islami’. Mari kita lihat beberapa ayat berikut ini

QS Al-Jatsiyaah (45) : 13

Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

QS Adz-Dzariyaat (51) : 21

dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Dari dua ayat di atas saja JELAS Al-Quran telah memaparkan semangat penelitian merupakan semangat yang cukup islami dan Allah telah ‘menawarkan’ objek-objek penelitian semuanya di langit dan di bumi untuk kita eksplorasi dan kita manfaatkan.

Maka, kedokteran modern yang kita pelajari dan kita nikmati setiap hari di kampus merupakan kedokteran yang cukup islami. Inilah alasan kedua saya akan ketidaknyamanan istilah ‘kedokteran islam’. Bukankah secara tidak langsung istilah ini merupakan usaha sekulerisasi??

Maka bila ditanya ‘apa kegunaan kedokteran islam dalam menjawab tantangan era globalisasi?’ kurang tepat. Karena (1) kedokteran sudah ‘islami’, justru PR kita bersama untuk menyadarkan ini ke semuanya, (2) kedokteran itu sendirilah yang mengalami globalisasi, bukan instrumen untuk menjawab globalisasi. Justru, Al-Quran yang kita jadikan instrumen untuk menjawab globalisasi. Dalam hal ini, Al-Quran merupakan jawaban dari globalisasi kedokteran.

Disadari atau tidak, kedokteran zaman sekarang sangat bermasalah.

Salah satunya adalah saat pendidikan kedokteran di fakultas. Masalah yang sangat besar di sini adalah kurangnya peranan ilmu kedokteran di fakultas dalam meningkatkan keimanan siswanya. Padahal, bila sistem pembelajaran di fakultas di’satu napas’kan dengan Al-Quran, atau minimal dengan bentuk refleksi/renungan seperti ‘sungguh harmoni sekali reaksi biokimia dalam tubuhku Ya Allah. Sungguh indah harmoni antara anabolisme dan katabolisme. Tidak terbayang apabila Engkau tidak menyediakan anabolisme dalam tubuhku. Mungkin tubuhku telah terbakar menjadi abu. Maha Suci Engkau Ya Allah. Tanpamu, aku bukan apa-apa’, insya Allah keimanan calon dokter bertambah di sini. Keimanan ini akan membentuk akhlaqul Qurani seperti yang dicontohkan Rasulullah, yang tentunya dapat menjawab pertanyaan masyarakat tentang attitude seorang dokter. Karena sekali lagi, ilmu kedokteran adalah ilmu tauhid dan tiap tindakan atom dalam tubuh kita pun telah Allah janjikan hikmah yang luar biasa.

QS Al-Baqarah : 26

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

Kemudian, permasalahan besar selanjutnya adalah adanya kesenjangan antara ‘medical as humanity’ dan ‘medical as science’. Misalkan, saya agak heran dengan pola perkembangan penelitian pengobatan suatu penyakit. Misalkan antara penyakit HIV dan malaria. Kenapa perkembangan pengobatan HIV sangat pesat yang sayangnya tidak sepesat untuk malaria?? Yang saya analisa adalah bahwa HIV kebanyakan telah menjadi ‘penyakit orang kaya’ sedangkan malaria hanyalah ‘penyakit orang miskin’. Mungkinkah penyakit orang miskin tidak menjanjikan dari segi ekonomi bagi para peneliti?? Ini adalah salah satu masalah besar karena para peneliti (dalam kasus ini) bekerja demi uang. Bagaimana bila para peneliti tersebut bekerja demi Allah?? Pastilah para peneliti ini setidaknya akan berusaha menjadi seorang khalifatu fil ‘ard. Al-Quran sekali lagi merupakan solusi dari permasalahan ini.

Intinya, Al-Quran akan menjawab globalisasi kedokteran secara sistemik. Al-Quran akan menjawab semua permasalahan yang sangat banyak terjadi. Masalah kompetensi dokter, penyediaan cadaver, hubungan dokter-pasien, bermacam aktivitas medis seperti stem cell,iPS (induced pluripotent stem cell), bank biologis, human parthenogenesis, dan lain-lain semuanya akan terjawab BILA pembelajaran kedokteran dan Al-Quran telah satu napas. Telah satu napas pembelajaran ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah.

QS Al-Hasyr (59) : 1

Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Wallahu’alam bishshawwab

Sabtu, 11 September 2010

Manusia Abu

0komentar
Siapa sih yang tidak kenal Johnny Storm?? Sang lakon dari serial Fantastic Four ini memiliki kemampuan menjadi sang manusia api. Tak heran, adik dari ‘Sue’ sang Invisible Woman ini pun mendapat julukan ‘Human Torch’.

Hmmm, ada fenomena menarik yang saya dapati di sini kawan. Yaitu,tentang manusia api itu sendiri. Dan tahukah kawan?? Bahwa masing-masing dari kita memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang Human Torch. Berminat??

Bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti kita menjadi sang Human Torch?? Sebetulnya, tubuh kita bisa mengeluarkan api sampai 3000˚ C!! Namun sayangnya, kemungkinan besar tubuh kita hanya bersisakan abu dikarenakan suhu sebesar itu.

Itu semua mungkin terjadi dikarenakan tubuh manusia merupakan pabrik pembentuk panas tubuh yang sangat ‘waaahh’. Bayangkan, jutaan reaksi biokimia terjadi dalam tubuh, yang biasa kita kenal sehari-hari dengan sebutan metabolisme.

Metabolisme di tubuh kita secara garis besar terdiri dari dua reaksi, yaitu reaksi penguraian (katabolisme) dan reaksi pembentukan (anabolisme). Jutaan atau lebih metabolism dalam tubuh kita terjadi dengan sangaaaat seimbang dan sangat harmonis. Zat kecil bergabung menjadi besar selalu diimbangi dengan proses pemecahan zat besar menjadi zat kecil, dan ini selalu terjadi secara harmonis.

QS Al-Mulk (67) : 3

yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Sebetulnya serumit apa sih metabolisme dalam tubuh kita?? Mari kita perhatikan bersama-sama


Hmm, pusing juga ya liat gambar di atas. Sekedar informasi, reaksi yang bikin lieur ini HANYALAH satu metabolism kecil yang hanya terjadi di cairan sel, yang dinamakan glikolisis alias reaksi pemecahan glukosa menjadi asam piruvat. Namun ternyata, jalur katabolisme glikolisis ini tidak sesimpel ‘glukosa à asam piruvat’. Kejadian ini baru hanya pada cairan 1 sel saja. Bagaimana dengan metabolisme di inti sel?? Dan itupun barulah yang terjadi di satu sel saja. Dan ternyata, tubuh manusia terdiri lebih dari trilyunan sel!!

Bisa dibayangkan bagaimana ribetnya metabolisme dalam tubuh kita dan bisa dibayangkan betapa indahnya orkestrasi dari metabolisme tubuh kita yang telah Allah rancang. Indah bukan?? Sekaligus, hal ini pun secara logika membutuhkan koordinasi yang sangat ‘waaahhh’. Bayangkan betapa ‘sibuknya’ Sang Orkestra tubuh kita ternyata.

QS Ar-Rahman (55) : 29

semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.

Bila kita lihat reaksi di atas, tiap perubahan pastilah melepaskan energi berupa panas. Misalkan glukosa à glukosa 6-fosfat, reaksi ini melepaskan panas. Glukosa 6-fosfat à fruktosa 6-fosfat pun mengeluarkan panas. Intinya, tiap penguraian selalu melepaskan panas. Inilah sumber panas dalam tubuh kita dan inilah kenapa kita tidak sedingin mayat.

Dan bila kita lihat reaksi di atas, terkadang diikuti oleh perubahan energi fosfat. Misalkan reaksi glukosa à glukosa 6-fosfat pun melibatkan pemecahan ATP (tiga gugus fosfat) menjadi ADP (dua gugus fosfat). Pada saat-saat katabolisme fosfat ini, terjadi pelepasan energi panas yang sangat massive. Dan energi yang massive ini sebagian diperlukan untuk pemecahan glukosa à glukosa 6-fosfat.

Namun kita juga melihat reaksi anabolisme fosfat. Ada beberapa reaksi yang membentuk ATP dari ADP. Misalkan phosphoenolpiruvat jadi piruvat. Reaksi ini justru menimbulkan energi panas yang sangat massive pula dan sebagian energinya digunakan untuk menyusun ATP. Sungguh kompleks namun harmonis bukan??

Bayangkan, ternyata tubuh manusia merupakan pabrik besar dengan produk panas sebagai andalannya. Bilamana tidak terjadi proses menzakatkan kalor di setiap reaksinya, atau bilamana reaksi metabolisme ini tidak seimbang, atau bilamana tidak ada reaksi anabolisme dalam tubuh kita, suhu tubuh kita bisa mencapai 3000˚ Celcius!! Jangankan jadi seorang Human Torch, mungkin kita menjadi Human Ashes!!

QS Ar-Rahman

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Dan menariknya, bila kita intip surat Al-Humazah

×@÷ƒur Èe@à6Ïj9 ;otyJèd >otyJ9 ÇÊÈ Ï%©!$# yìuHsd Zw$tB ¼çnyŠ£tãur ÇËÈ Ü=|¡øts ¨br& ÿ¼ã&s!$tB ¼çnt$s#÷{r& ÇÌÈ žxx. ( ¨bxt6.^ãŠs9 Îû ÏpyJsÜçtø:$# ÇÍÈ !$tBur y71u÷Šr& $tB èpyJsÜçtø:$# ÇÎÈ â$tR «!$# äoys%qßJø9$# ÇÏÈ ÓÉL©9$# ßìÎ=©Üs? n?tã ÍoyÏ«øùF{$# ÇÐÈ $pk¨XÎ) NÍköŽn=tã ×oy|¹÷sB ÇÑÈ Îû 7uHxå ¥oyŠ£yJB ÇÒÈ

kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Satu ayat yang saya bold menarik perhatian saya bahwa api ditutup rapat pada diri mereka masing-masing. Mungkinkah ini mengisyaratkan bahwa manusia memiliki bakal api dalam tubuhnya masing-masing?? Terutama ayat ini menceritakan tentang seorang pengumpat atau pencela, atau bisa dibilang sebagai ‘profesi’ yang bertentangan dengan fitrah manusia. Padahal, tindakan yang bertentangan dengan fitrah manusia justru akan memicu reaksi katabolisme dalam tubuh manusia melalui (salah satunya) mekanisme hormon kortisol yang berlebih dalam tubuh. Dan juga telah kita diskusikan bersama dampak dari berlebihnya katabolisme à api yang membakar dari dalam tubuh kita.

Wallahu’alam bishshawwab

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates