Jumat, 12 Oktober 2012

Berbisnis dari Hati

Betulkah tak ada ruang kemanusiaan sama sekali dalam berbisnis?

Hal yang begitu banyak terpikirkan dalam benak kebanyakan orang, termasuk saya beberapa tahun sebelumnya bahwa bisnis itu jahat, bisnis itu PASTI diperbudak sama uang, alias money-oriented selalu, bahkan saking jahatnya, saya pernah men-cap sangat rendah bahwa bisnis itu gak manusiawi, karena seolah semua buta oleh uang.

Hanya saja, betulkah yang namanya pelaku bisnis hanya kejar uang?

Perjalananku beberapa tahun terakhir ini membuka mata saya bahwa bisnis bisa jadi sumber kebaikan, bisa jadi sumber kejahatan, tergantung PELAKU BISNISnya. Bila si pebisnis ini hanya mengincar profit, boleh jadi bisnisnya bisa bawa kehancuran bagi sekelilingnya. Namun, bila sang pebisnis berbisnis untuk BERIBADAH bantu orang lain, insyaAllah hal ini membawa kebaikan yang luar biasa. Semua memang kembali pada NIAT.

Loh, berbisnis bantu orang lain memang seperti apa?

Untuk meminum air kelapa segar, tentu akan lebih mudah bila air kelapa sudah tersedia pada penjualnya, daripada kita harus manjat sendiri, petik sendiri, ambil sendiri, 'kupas' sendiri. Pedagang kelapa, disadari atau tidak, sebetulnya telah membantu kita dalam proses mempersiapkan air kelapa yang begitu menyegarkan untuk dihirup. Maka, sebagai bentuk apresiasi kita kepada pedagang kelapa tersebut, kita berikan upahnya...

Begitu pun sama halnya ketika kita membeli beras di supermarket, kita sangat terbantu oleh bermacam pihak, seperti petani, jasa angkutan, dan bermacam hal lainnya. Maka dalam hal itu, wajar bila kita memberi apresiasi berupa upah harga yang harus dibayar. Justru, betapa kurang ajarnya bila kita memiliki mental GRATISAN, seenak udel minta gratis namun sama sekali tanpa memikirkan jasa begitu banyak orang yang telah berjuang membantunya. BUANG mental gratisan pada tempatnya, hanya terima gratis jika penyedia barang/jasa dengan ikhlas betul2 mau digratiskan...

Maka, dalam pandangan saya, berbisnis itu sama saja dengan tebar manfaat. Bila begitu banyak mereka yang berjualan baso tikus + borax, tentunya bila kamu buka bisnis baso yang betul-betul sehat tanpa borax, baso tikus, dan bermacam zat berbahaya lainnya, itu saja sudah membantu banyak orang untuk mendapatkan baso yang sehat, kan?

Maka, apakah yang namanya bisnis PASTI money-oriented?

Ooh tidak selalu, itu semua tergantung kembali pada orangnya. Memang sih, ada pebisnis yang betul-betul mengincar profit semata. Jualan obat secara buta ke banyak pasien demi rumah, jualan susu formula ke banyak ibu2 menyusui demi mendapat mobil, 'memaksa' operasi caesar kepada ibu melahirkan yang sebetulnya tidak membutuhkan. Hal seperti ini sudah banyak yang melakukan. PASTIKAN yang melakukannya bukan kamu...

Justru, berbisnislah dengan hati. Berbisnis dengan niat untuk bantu orang lain. Entah kamu mau jadi makelar, atau apapun, pastikan selalu barang/jasa yang kamu jual membawa kebaikan bagi sekitar. Tentunya, me-marketing-kan barang/jasa tersebut berarti sama dengan me-marketing-kan kebaikan. Penulis buku yang me-marketing-kan bukunya, bila ia yakin bahwa bukunya banyak kebaikan di dalamnya, maka marketing-kan bukunya sendiri, agar kebaikan itu banyak meresap ke banyak orang. Seorang pedagang makanan, bila ia yakin bahwa makanannya begitu bergizi tinggi untuk menyehatkan banyak orang, maka JUAL kebaikan itu.

Bersiaplah jadi orang kaya, yang berbisnis dari hati. Serta bersiap untuk jadi orang yang berani kaya dan berani bertaqwa...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates