Rabu, 11 Januari 2012

saatnya kembali malu pada sperma....

Kembali berbicara tentang sperma, makhluk putih yang berada dalam cairan putih hina yang kau merasa jijik di dalamnya…

Jijik, memang hal yang natural. Mungkin dirimu kan muntah saat melihat cairan ini berserakan begitu saja berada di lantai rumahmu. Hal ini wajar kok, karena memang sperma ini cairan yang hina..

Sadarlah, baik engkau maupun aku, tercipta dari sebercak cairan hina ini, sebuah cairan yang meskipun hina, memiliki daya juang yang meledak-ledak. Bagaimana denganmu? Mundurkah dengan satu tantangan menghinggapi hidupmu?

Sperma takkan berhenti sampai ia bertemu ovum yang telah menantinya dalam saluran rahim. Meskipun lingkungan rahim adalah tempat pembunuhan massal bagi sperma, sperma takkan gentar akan semua itu. Buktinya? Kehadiranmu di dunia inilah buktinya…

Bayangkan, lingkungan rahim sangat asam, lingkungan yang sebetulnya itu akan membunuh sperma. Sekitar 60-100 juta sperma akan tereduksi jadi beberapa juta, bahkan mungkin tersisa beberapa ratus ribu saja.

Belum lagi status sperma sebagai barang asing bagi tubuh perempuan, membuatnya pasti diserang oleh sistem imun yang punya tubuh. Bayangkan bahwa rahim sebetulnya merupakan tempat pembantaian terbesar di dunia. Namun, sang sel ovum akan tetap senantiasa menunggu dan menanti satu sel sperma yang gigih dan berani menjemputnya, meski sang nyawa taruhannya.

Hanya sperma yang gigih serta pantang menyerahlah yang mampu menjemput sang putri ovum di saluran rahim yang bernama tuba fallopii. Sperma ini harus menembus corona radiata dan zona pelusida agar mampu bertemu sang ovum yang terjaga.



Bisa dipastikan bahwa hanya sperma yang berkualitas saja yang mampu menemui dan menjemput sang putri ovum. Memang betul bahwa ovum yang berkualitas hanya akan bertemu sperma yang berkualitas. Ovum yang berkualitas salah satunya ditentukan dari baiknya penjagaan dengan menggunakan corona radiata dan zona pellucida. Begitu pula perempuan yang baik akan terlihat dari mana ia menjaga dirinya sendiri.

Sedangkan sperma yang berkualitas salah satunya ditentukan dari kadar enzim hialuronidase pada bagian kepalanya. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketebalan enzim hialuronidase ini berhubungan dengan tingginya konsentrasi DNA baik dalam kepala sperma. Maka kualitas sperma dapat dilihat dari tingginya kualitas enzim hialuronidase ini. Enzim ini memiliki fungsi untuk menjebol bagian korona radiata dan zona pellucida ini. Bagi mereka yang kualitas enzim hialuronidase ini kurang baik, maka tentu saja takkan mampu mendapatkan sang ovum yang baik.

Yah intinya memang pertemuan sperma dan ovum akan kembali kepada masalah kualitas diri. Bila memang ingin hasil yang sempurna, tinggal sempurnakan usaha dan lakukan penyempurnaan diri secara terus menerus. Layaknya sperma yang menyempurnakan usaha meski nyawa taruhannya, dan melakukan penyempurnaan diri dengan produksi enzim hialuronidase.

Tentunya, hasil yang sempurna kan didapat dengan melakukan penyempurnaan pada pribadi dan usaha yang dilakukan, serta berserah dan berdoa secara sempurna kepada-Nya J

Bila sperma yang hina saja mampu seperti ini, bagaimana denganmu?


4 komentar:

Anonim mengatakan...

full of meaning !

Anonim mengatakan...

subhanallah..analoginya luar biasa :)

Grosir Souvenir Pernikahan mengatakan...

trim's artikelnya sangat membantu sekali, kompor gas !!!

Wp mengatakan...

Luar biasa analoginya...

Posting Komentar

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates