Jumat, 30 Maret 2012

Burung beo pak Ustadz

Sebutlah ada seorang ustadz yang memelihara burung beo. Ustadz ini memiliki kesenangan tersendiri saat memelihara burung beo. Begitu telatennya ia memelihara burung beo seolah anaknya sendiri, dan bahkan ia pun mengajarkan lafal syahadat kepada burung beo, ‘asyhadu an-laa ilaaha illallaah’.

Satu hari berlalu, belum mampu sama sekali sang beo untuk mengucapkan lafal syahadat tersebut. Tak terasa, seminggu pun berlalu, sudah bisa sedikit meskipun belum lancar. Dan butuh waktu kurang lebih 2 minggu untuk si beo tersebut mampu dengan lancar mengucapkan lafal syahadat. Sang ustadz pun bangga karena rasanya burung beo mana yang mampu berucap syahadat selain burung beo miliknya.

Entah mengapa, pada suatu hari, sang burung beo pun lepas dari kadang dan ia terbang bebas dari penjaranya. Paniklah sang ustadz, dan dicarinya burung kesayangannya itu kemana-mana. Walhasil, ia melihat burung beonya sedang bertengger di tanah. Sayangnya, di sana ada seekor anjing yang siap untuk menerkam sang burung.

HAAPPP…..

Diterkamlah burung itu oleh sang anjing. Sang burung hanya mengeluarkan ringkihannya bahkan saat ia menjelang kematiannya, bukan syahadat yang telah ia pelajari selama dua minggu.


Maka, adakah perbedaan spesifik antara dirimu dan burung beo tersebut? Kira-kira, bagaimana kelak akhir hidup kita? Apa ya yang kan terucap?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates