

Pencari Makna Kebaikan Yang Sempurna
‘Aku mencintaimu. Cintaku padamu sedalam palung, seluas samudera’
‘I love you beibeh, lebih dari apapun di muka bumi ini’
‘ Bila aku dalam kondisi yang diharuskan untuk memilih antara kamu atau dunia ini, jelas aku memilihmu. Karena cinta’
Duh, maafkan saya. Saya di sini tidak bermaksud untuk menjadi seorang pria gombal. Saya pun tidak bermaksud untuk mendeklarasikan diri bahwa saya adalah pria romantis. Saya pun tidak bermaksud untuk menjual diri saya kepada para wanita yang tersentuh saat membaca tiga kalimat di atas. Tapi saya hanya ingin menganalisa kallimat di atas. Karena saya bukanlah pujangga, yang pandai merangkai kata.
Tiga kalimat di atas, sungguh bermakna sangat dalam bagi saya. Bagaimana kiranya bentuk cinta yang dalam, sedalam palung Mariana? Bagaimana kiranya bentuk cinta yang luasnya seluas samudera. Bagaimana kiranya bentuk cinta yang besarnya lebih dari bumi ini?? Saya bingung, tolong ajari saya tentang ini.
Karena mungkin lingkungan telah mempengaruhi saya bahwa cinta itu cantik, dan cantik itu cinta. Bagaimana tidak, iklan produk kecantikan di televisi bertujuan untuk mendapat cinta. Sinetron telah menghipnotis saya akan ‘cinta pada pandangan pertama’. Musik telah mengajarkan saya bahwa ‘cantik itu cinta’. Sedikit banyak, telah membuat otak saya mengiyakan bahwa ‘cinta itu cantik’. Tak pantas dicintai, wanita yang tidak cantik.
Ya, salah satu indikator kecantikan itu adalah kulit. Semakin putih kulit wanita, semakin cantiklah ia, dan semakin layak untuk dicintai. Semakin mulus kulit wanita, semakin layaklah ia untuk dicintai. Semakin cantik wajahnya, semakin banyak orang-orang ingin memilikinya. Dan itulah cinta.
Lantas, timbul pertanyaan dalam benakku. Ini terkait dengan kalimat ini
‘Aku mencintaimu. Cintaku padamu sedalam palung, seluas samudera’
Benarkah bila statement tersebut dilontarkan pada ‘cinta’ yang bertipe demikian?? Saya menemukan kejanggalan yang sangat mendasar. Sangat jauh keindahan kata tersebut dengan realita yang terjadi.
Kulit manusia sesungguhnya terdiri dari epidermis dan dermis. Mungkin engkau akan tercengang mengetahui fakta bahwa kulit adalah organ yang terberat dalam tubuh kita. Dan seseorang akan terlihat menarik saat keseluruhan komponen kulitnya utuh, utuh tersusun dari epidermis (yang lengkap dengan 5 lapisnya: stratum corneum, stratum lucidum (kondisional),stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale) dan dermis. Mirisnya, ketebalan si epidermis ini hanyalah 4 mm saja.
Kemana perginya ‘cinta sedalam palung seluas lautan’ bila ternyata landasan cinta kita hanyalah ‘cantik’, ‘sedap dipandang’? Kemana perginya ‘cinta sebesar bumi’, padahal hanya setebal 4 milimeter? Apakah selama ini pikiranku ternodai oleh ‘cinta 4 mm’? Ataukah mungkin cintamu akan hangus terbakar saat muka kekasihmu mengalami luka bakar?
Bila engkau ingin mengutarakan ‘cinta sedalam palung’, maka cintailah ia lebih dalam daripada itu. Bila engkau ingin mengucapkan ‘cinta seluas lautan’, cintailah ia lebih luas daripada itu. Bila engkau ingin melontarkan ucapan ‘cinta sebesar bumi’, berilah ia cinta lebih besar daripada itu. Lebih dari itu, mencintailah untuk bersyukur kepada-Nya.
QS Ar-Ruum (30) : 21
dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Ya, kekasihmu akan memberikan kecenderungan dan ketentraman padamu. Bukan melalui kulitnya yang hanya setebal 4 milimeter. Namun, sesuatu yang lebih daripada itu. Sesuatu yang lebih dalam dari palung, sesuatu yang lebih luas dari samudera, sesuatu yang lebih besar dari bumi ini. Maka, cintailah ia untuk bersyukur.
‘Karena tak pantas disebut kekasih apabila tidak membuat kita lebih dekat dengan-Nya’
QS At-Taubah : 24
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
gambar didapat dari:
http://www.guatemalaproject.org/51301.html?*session*id*key*=*session*id*val*
Bismillahirrahmaanirrahiim
Anakku sayang,
Saat ini memang engkau belum pentas di muka bumi ini. Dan entah berapa tahun kemudian engkau hadir di dunia ini. Bila Tuhan mengijinkan, kuingin engkau berada dalam peluk timangku sambil terbata-bata mengucapkan ‘Ayah’ atau ‘Papa’. Tak lupa pula engkau kembangkan senyum manismu kepada ayahmu. Senyum manis yang dapat menghilangkan beban pikir dalam benakku.
Anakku sayang,
Ngomong-ngomong, ayah belum memiliki rancangan gelar yang akan kau sandang. sebuah gelar yang tersimpan doa dan harapan di dalamnya. Sebuah gelar yang akan menjadi semangat hidupmu. Sebuah gelar yang akan mewarnai esensi kehidupanmu ke depannya. Ya, ayah belum memiliki sebuah nama untuk diwariskan kepadamu, nak. Sungguh, ayah malu.
Apa engkau tidak penasaran dengan nama ayah, nak?? Makna nama ayah cukup berat, nak. Yaitu ‘Kebaikan Yang Sempurna’. Bagaimana mungkin seorang manusia memiliki sebuah kebaikan yang sempurna?? Sungguh mustahil bukan nak??
Berbeda jauh dengan makna gelarku, ayah malah tidak memiliki semangat ‘kebaikan’ itu. Seringkali, ayah menyusahkan ibuku, nenekmu. Bahkan semenjak ayah masih berada dalam kandungan nenek.
Bayangkan saja nak, ayahmu berada 9 bulan dalam kandungan nenekmu. Cukup merepotkan bukan?? Terutama saat-saat menjelang kelahiran ayah.
Pada tanggal 30 April 1990 pagi, nenekmu masuk rumah sakit karena sudah bukaan 3. Masa-masa di mana ayah akan ‘terjun’ ke dunia ini. Dokter kandungan telah memperkirakan bahwa kelahiran akan terjadi sore harinya. Namun kenyataan berkata lain. Nenekmu tetap dalam kondisi bukaan 3 sampai tanggal 1 Mei 1990 paginya.
Mulailah sang dokter kandungan memberikan induksi Oxytocin untuk memperkuat kontraksi rahim. Namun entah mengapa, kondisi nenekmu saat itu tetap bukaan 3!! Karena kondisi yang terlampau lama, terjadilah pendarahan yang cukup banyak, sehingga kondisi jantung nenekmu melemah. Saat itu, ayah membahayakan nyawa nenekmu, nak.
Selidik-selidik, ternyata saat itu badan ayahmu cukup besar nak, sehingga menyebabkan kondisi dystocia, yaitu kondisi di mana ayah sulit untuk dilahirkan. Maka, nenekmu dengan segera dibawa menuju ruang bedah. Bayangkan nak. Ruang bedah!! Bukan ruang persalinan. Pasukan medis pun terdiri dari dokter kandungan, dokter penyakit dalam, dokter anak, dan dua bidan.
Dengan dipantaunya jantung nenekmu oleh dokter penyakit dalam, para bidan kemudian mendorong perut nenek, sedangkan kepala ayah saat itu di-vakum. Namun sayang, usaha vakum gagal. Ayah masih nyangkut di dalam rahim. Usaha kedua pun dilakukan dengan cara yang sama. Namun lagi-lagi tidak membuahkan hasil. Para pasukan medis pun mungkin sedikit putus asa di sana. Namun yang lebih menyedihkan, nenekmu semakin lemas di ranjang bedah.
Usaha ketiga pun akhirnya dilakukan. Dengan vakum bertenaga maksimum serta dorongan maksimum dari para bidan, akhirnya ayah terlahir ke dunia ini dengan selamat. Bayangkan nak, betapa ayah sungguh merepotkan nenekmu dulu, 20 tahun silam.
Tidak sampai situ, karena kondisi ayah yang kurang baik saat itu,setelah lahir ayah langsung diinkubasi selama 3 hari. Saat itu nenekmu belum sempat sekalipun melihat muka ayah karena kehabisan darah. 4 hari setelah melahirkan, barulah nenekmu berkesempatan untuk melihat dan menggendong ayah yang masih mungil ini.
Perjuangan yang sangat berat, perjuangan yang tiap detiknya mempertaruhkan nyawa, hanya demi melahirkan seseorang seperti ayah. Siapa ayah saat itu?? Bukanlah siapa pun. Hanya seseorang yang hanya bisa menangis merengek untuk kebutuhan hidupnya. Hanya ‘demi’ makhluk lemah seperti itu, nenekmu bertaruh nyawa. Mungkin seumur hidupnya, ayahmulah orang pertama yang membuatnya sekarat.
Nama bermakna ‘Kebaikan yang Sempurna’ pun disandangkan kepadaku sebagai wujud syukur kepada Allah SWT karena telah melewati perjuangan yang luar biasa. Nama yang sangat berat bagi ayah, karena tidaklah mungkin seorang manusia mencapai kesempurnaan. Namun, di balik beban itu, tersimpan sebuah harapan dan doa. Ayah diharapkan untuk senantiasa menebar manfaat kepada sekitar, senantiasa menerapkan konsep Rahmatan lil ‘aalaamin dalam setiap alunan waktu ayah. Dan semangat untuk senantiasa kucari, kukejar, dan kugenggam makna sejati dari ‘Kebaikan yang Sempurna’.
Karena itulah nak, ayah sangat malu malam ini, saat ayah menulis surat ini. Malu karena ayah belum memiliki semangat untuk dialirkan kepadamu. Malu karena ayah merasa belum siap untuk menjadi ayah yang terbaik bagimu. Belum siap diri ini untuk mencetak manusia yang jauh lebih baik daripada ayah. Tapi ayah tetap menginginkan kehadiranmu. Mari kita sama-sama kuat dengan menguatkan, tumbuh dengan menumbuhkan, dan maju dengan memajukan, nak.
Tunggulah saatnya. Saat engkau hadir di dunia ini dengan senyum indahmu, kupastikan engkau mendapat nama terindah yang maknanya akan mengisi setiap hirup napasmu. Kan kuberikan engkau sebuah nama terindah kristalisasi hati dan jiwa ayah. Sebuah nama terindah dari hati yang tak mati.
Jatinangor, 5 Oktober 2010
Ayahmu,
Ikhsanun Kamil Pratama
Bismillah
Sedikit berbagi tentang hikmah menarik yang terkandung di dalam sperma. Dan ini juga sedikit spoiler tentang salah 1 dari 99 inspirasi medis yang akan saya usahakan tertuang dalam buku berjudul 'Medical Asma'ul Husna'. Hope u enjoy it :)
Ya Quddus
Sperma…
Hmm apa yang terbayang dalam benakmu saat mendengar kata satu ini?? Sel ini merupakan sel yang diproduksi di dalam buah zakar pria. Sel ini merupakan jenis sel yang aktif bergerak. Bentuknya seperti berudu. Tersusun dari bagian kepala, bagian leher, dan bagian ekor. Pada bagian kepala inilah tersimpan informasi-informasi manusia dalam format DNA. Sedangkan pada bagian ekor, Allah mendesain bagian ini memiliki banyak mitokondria karena tugas dari ekor ini adalah untuk pergerakan si sperma. Maka jangan heran bila sel satu ini merupakan sel yang sangat lincah.
Sperma…
Cairan putih ini memiliki kekentalan yang cukup tinggi. Kekentalan ini dimaksudkan sebagai nutrisi bagi sel-sel sperma. Kekentalan ini pun Allah berikan agar sperma tersebut mampu untuk bertahan hidup di lingkungan rahim, lingkungan yang asing bagi dirinya. Memang, tiada yang sia-sia pada apa yang telah Allah ciptakan.
QS Ali Imron (3) : 191
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
Sperma…
Lagi-lagi bicara sperma…
Sebetulnya, bagaimana engkau memandang sperma??? Apakah ada rasa kekaguman di dalamnya?? Baik saya maupun kamu, pasti merasa jijik sama benda satu ini walaupun di awal tadi telah sedikit saya paparkan keindahannya, keluarbiasaan yang terkandung di dalamnya. Gak masalah, memang itulah fitrah kita. Dan memang karena itulah sperma pun haram kita konsumsi, betul?? Mungkin tidak berlebihan bila saya ucapkan bahwa kita memandang sperma itu sebagai sesuatu yang hina.
Inilah sesuatu yang ‘nikmat’ kita renungkan bersama. Sudah bukan rahasia bahwa sebetulnya, badan kita terbentuk dari sesuatu yang kita anggap hina itu. Pernahkah kita mengagung-agungkan sperma?? Saat ada sperma, lalu kita menganggapnya sebagai ‘air suci’, pernahkah kita seperti itu?? Ya, bahan dasar manusia saja kita pandang rendah. Karena itulah, lucu sekali bila kita memandang diri kita sendiri berderajat lebih tinggi dari manusia lain atau kita menganggap bahwa kita suci.
QS An-Najm (53) : 32
(yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Tidak!! Semua manusia memiliki derajat yang sama di mata-Nya. Apakah ada manusia yang terbentuk dari emas?? Apa ada yang terbentuk dari air raksa?? Atau mungkin ada yang terbentuk dari air sirup yang manis rasanya??
Tidak!! Semuanya terbentuknya dari air mani. Cairan yang haram untuk dikonsumsi, cairan yang hina dalam mata kita.
QS Al-Mursalaat (77) : 20
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?
Cukup eksplisit dan cukup dalam 'menusuk' hati ayat barusan. Sungguh, sebetulnya diri kita ini berada pada derajat yang sangat rendah. Diri ini sejatinya sungguh sangat hina. Namun simaklah ayat berikut ini.
QS Al-Israa (17) : 79
dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
Allah senantiasa akan mengangkat kita dari tempat yang hina ke tempat yang terpuji. Bayangkan, semula posisi kita berada di tempat yang hina, namun Allah akan mengangkat kita ke tempat yang suci, dengan satu kunci, yaitu keimanan.
QS Al-Baqarah (2) : 25
dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.
Seberapa suci Engkau Ya Allah yang meningkatkan derajat kami? Sungguh, tidak terbayangkan oleh kami saking sucinya engkau. Ya Allah Ya Quddus
QS Al-Jumu’ah (62) : 1
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Medical Asma'ul Husna
Coming Soon