Minggu, 31 Oktober 2010

hormon dan self-leadership

Teori mengenai leadership mungkin telah berjamur sekarang saking banyaknya. Ada yang bilang bahwa kepemimpinan itu adalah seni memberikan pengaruh kepada yang lain. Ada juga teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan sesuatu yang dilakukan bersama dengan orang lain. Namun, mungkin agak sulit untuk menyebutkan tokoh-tokoh kepemimpinan yang dijadikan sebagai teladan. Kemungkinan, kondisi seperti ini terjadi karena kurangnya pembelajaran mengenai self-leadership.

Apakah hal ini penting?? Sudah pasti. Karena memang tak bisa dipungkiri bahwa selalu terjadi pergulatan batin dalam diri manusia. Selalu terjadi proses saling mengalahkan dengan apa yang disebut dengan hawa nafsu. Hawa nafsu inilah sebetulnya 'hanyalah' dampak-dampak biologis akibat adanya hormon di dalam tubuh kita.

Sebutlah misal nafsu seks. Nafsu seks ini hilang timbul karena adanya hormon seks pada manusia. Testosteron pada pria dan estrogen pada wanita. Secara siklusnya, hormon testosteron memuncak pada pagi hari. Maka, pria pada umumnya mengalami peningkatan libido yang lumayan pada pagi hari.

Atau nafsu makan. Kondisi lapar ini, katanya, disebabkan oleh berbagai macam faktor. Katanya, turunnya kadar gula di darah saja bisa memicu rasa lapar. Ada juga yang berpendapat karena adanya hormon ghreblin, yang ikut menyumbang rasa lapar.

Ya, intinya nafsu merupakan kristalisasi normal dari apa yang terjadi pada tubuh kita. Namun, bukan bermaksud bahwa kita mengkapitalisasi efek-efek hormon dalam tubuh kita. Disinilah salah satu fungsi dari self-leadership

QS Yusuf (12) : 53

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Bagaimanapun, sebagai manusia, kita tetap butuh nafsu seks, makan, dan minum. Namun kita perlu mengendalikannya. Dan alhamdulillah, komponen pengendaliannya pun telah ada pada otak kita.




Ya, pengeluaran hormon diatur oleh sang 'master of gland'. Sang master dari kelenjar2 hormon di semesta tubuh manusia, yaitu kelenjar pituitari, yang letaknya berada di bawah korteks cerebri. atau lebih khasnya lagi, kelenjar pituitari ini termasuk sebagai komponen dari sistem limbik manusia, yang dimana fungsi dari sistem limbik ini secara kasar bisa dibilang sebagai otak emosional dari seluruh manusia. Sifat agresifitas bersinyal dari sistem limbik, kemudian 'memaksa' pituitari untuk mengeluarkan ACTH, dampaknya hormon kortisol di darah kita meningkat. Kortisol ini dapat bikin (salah satunya) jantung berdetak lebih keras. Maka, jangan heran kalo orang marah gampang jantungan.

Namun, luar biasanya, sistem limbik ini dapat dikontrol oleh sesuatu yang letaknya lebih atas lagi, yaitu bagian kulit otak, atau bahasa kerennya cortex cerebri. Di sinilah fungsi-fungsi utama manusia sebagai self-leader berada. Karena kulit otak ini merupakan pembentukan konsep diri seseorang. Dengan kulit otak inilah, efek pengeluaran hormon testosteron atau estrogen bisa kita kendalikan. Nafsu makan bisa kita kontrol. Kulit otak ini merupakan device kepemimpinan yang luar biasa. Dan daerah inilah yang menjadikan manusia sebagai pembeda dari binatang.

Mekanisme memimpinnya pun dengan stimulasi-stimulasi listrik yang berasal dari kulit otak menuju sistem limbik, kemudian daerah hipothalamus mengeluarkan hormon-hormon ketenangan seperti kelas endogen opioid (atau narkoba yang diproduksi tubuh kita) yang justru mendatangkan manfaat bagi tubuh kita.


Maka, sebetulnya daerah kulit inilah yang sebaiknya kita latih. Sebaiknya, jangan biarkan hormon seks, hormon lapar, atau hormon lainnya menjadi pemimpin dalam dirimu. Namun, engkaulah yang sebaiknya memimpin hormonmu. Karena memang ada waktunya hormon-hormon tersebut disalurkan. Tidak sembarang tempat, sembarang waktu

Itulah seorang pemimpin sejati. Seorang pemimpin yang memiliki kemampuan self-leading yang sangat luar biasa. Dan dalam ilmu komunikasi, kemampuan self-leading ini bisa dipelajari di Neuro-Linguistic Program (NLP). Saya pribadi menerjemahkan NLP ini sebagai program menjadi Rasulullah SAW. Karena bagi saya, beliaulah tokoh pemimpin sejati yang sangat luar biasa.


Wallahu'alam bishshawwab

gambar diambil dari:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates