Senin, 09 Agustus 2010

Ajang Revitalisasi Otak

Ramadhan merupakan ajang revitalisasi otak yang sebenar-benarnya. Bukan berarti bahwa selama ini kita tidak menggunakan otak, karena jelas kita tidak bisa hidup tanpa otak. Namun pada umumnya, penggunaan otak yang kita lakukan selama ini masih kurang sesuai. Ibarat mengendarai mobil yang masih dalam keadaan rem tangan tertarik. Majunya tidak optimal bukan?? Namun seperti itulah penggunaan otak yang biasa kita lakukan. Salah satu tandanya adalah kurangnya kemampuan pengendalian diri.

Lantas apa hubungan otak dan pengendalian diri?? Sangat berhubungan, terutama bila kita simak baik-baik struktur otak kita.

Pada umumnya, otak kita terbagi menjadi tiga daerah besar, yaitu daerah kulit otak (cortex cerebri), sistem limbik, dan batang otak. Semuanya memiliki peranannya tersendiri yang tak kalah pentingnya. Mari kita bahas satu-satu.

Kulit otak, di mana ini merupakan daerah terluar atau bisa juga dibilang daerah teratas dari otak, merupakan daerah yang cukup mendominasi di otak manusia. Daerah ini merupakan daerah termodern menurut ahli evolusi, karena daerah ini hampir tidak dimiliki oleh spesies lainnya. Luar biasa bukan daerah ini?? Daerah inilah yang menyebabkan seorang manusia bernurani, berintelektualitas, mengendalikan diri, dan mampu membedakan mana benar mana salah. Singkat kata, daerah ini adalah penentu konsep diri.

Kemudian di bawah kullit otak ada sistem limbik. Para ahli evolusi menyebut daerah ini sebagai otak primitif karena daerah ini terdapat dari kelas reptil ke atas. Fungsi daerah ini berhubungan erat dengan emosi. Daerah ini juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan biologis kita seperti makan, minum, seks. Nafsu seperti ini memang merupakan suatu hal yang sangat hewani, namun ia bisa menjadi nafsu yang manusiawi seperti yang tercantum dalam QS Yusuf (12) : 53

* !$tBur äÌht/é& ûÓŤøÿtR 4 ¨bÎ) }§øÿ¨Z9$# 8ou$¨BV{ Ïäþq¡9$$Î/ žwÎ) $tB zOÏmu þÎn1u 4 ¨bÎ) În1u Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇÎÌÈ

dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Kemudian daerah paling bawah adalah daerah batang otak. Batang otak memiliki peran sebagai pemenuh persyaratan kehidupan kita. Batang otak ini mengatur detak jantung, napas, metabolisme minimal untuk hidup, dan lain sebagainya. Intinya daerah ini sebagai penunjang manusia dikatakan hidup. Bila daerah ini mengalami kematian, biasanya tamatlah sudah riwayat kita.

Menarik bukan ternyata otak kita?? Lantas, apa hubungannya dengan Ramadhan sebagai ajang revitalisasi otak??

Ramadhan memiliki makna sebagai ajang pengendalian diri. Ramadhan merupakan ajang memanusiakan manusia dengan cara pengendalian sifat hewani dalam diri kita. Seperti yang telah kita bahas bersama bahwa kulit otak merupakan daerah teratas dari otak manusia. Status letaknya sebagai yang teratas sangat sesuai dengan fungsinya yang membawa sifat-sifat luhur manusia.

Sebagai yang teratas (baik ditinjau dari lokasi maupun fungsinya), kulit otak memang telah didesain untuk mempengaruhi daerah bawahnya. Kulit otak memiliki peranan sebagai pemimpin di sini. Karena itulah kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban dari ‘pemimpin’ satu ini. QS Al-Alaq (96) : 15 - 16

žxx. ûÍ.s! óO©9 ÏmtG^tƒ $Jèxÿó¡oYs9 ÏpuŠÏ¹$¨Z9$$Î/ ÇÊÎÈ 7puŠÏ¹$tR >pt/É»x. 7py¥ÏÛ%s{ ÇÊÏÈ

ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya.(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

Maka sebetulnya, sesuatu yang aneh apabila sistem limbik kita justru mengalahkan kulit otak. Bisa dibilang, kondisi nafsu mengalahkan akal sehat merupakan penyakit. Bagaikan analogi mobil yang tadi sempat terlintas di awal pembicaraan kita, mobil itu tentu lama kelamaan akan rusak, karena kondisi menyetir saat rem tangan tertarik ke atas merupakan suatu penyakit bagi sang mobil. Mirip bukan dengan apa yang kita lakukan?? Kita mungkin menekan gas ‘kulit otak’ sambil menarik rem ‘sistem limbik’ ke atasnya. Percayalah, bila penggunaan otak kita seperti ini terus menerus dijamin sang ‘mobil’ pun akan mengalami kerusakan yang sangat parah.

Sungguh, sayang sekall bila puasa kita hanya mendapat lapar dan haus saja tapi tidak mendapatkan skill self-leadership. Sayang sekali bila kita hanya mendapat lapar dan haus tanpa memanusiakan diri kita. Karena, puasa tidak diperuntukkan bagi hewan bukan??

Ajang revitalisasi otak ini ternyata tidak sekedar kegiatan rutinan tiap tahun. Namun ternyata ajang ini bermakna sangat luar biasa. Dan ajang yang luar biasa ini akan menemui kita sebentar lagi. Maka, mari kita berbahagia menyambut kedatangannya dan kita sambut Ramadhan dengan Hamdallah. Alhamdulillahi rabbil ‘aalaamiin.

Marhaban Ya Ramadhan

Maaf atas segala tindakan saya yang kurang berkenan di hati

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ikhsanun Kamil Pratama © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates